Semangat St. Angela dalam Pendidikan Ursulin

angela2Santa Angela tak pernah mengajar di sekolah. Angela tak pernah menjadi guru. Angela mendirikan Kompani Santa Ursula bukan untuk mengajar anak-anak puteri melainkan memberikan wadah kepada anak-anak gadis yang ingin membaktikan hidup mereka secara total kepada Tuhan dengan tetap tinggal ditengah-tengah masyarakat, tanpa harus memasuki biara, seperti biasanya dilakukan pada waktu itu.

Nilai-nilai yang diwariskan Santa Angela kepada para puterinya

Riwayat hidup Santa Angela dan terutama kata-katanya memberi gambaran kepada kita mengenai nilai-nilai yang merupakan konkretisasi sema­ngat Santa Angela. Tak lama sebelum wafatnya, Santa Angela mendiktekan gagasannya kepada seorang yang bernama Gabriel Cozzano. Gagasan tersebut dibagi dalam tiga bagian. Continue reading “Semangat St. Angela dalam Pendidikan Ursulin”

Pendidikan Indonesia “Galilea” Bagi Serviam

picture-of-miraclesBila kita merujuk pada situs umum, maka di Wikipedia ada frasa menarik, yang disebutkan sebagai keunikan dari Ursulin “to integrate service into the learning process.”1 Kata “integrasi” menegaskan tidak adanya dualisme ataupun compartmental di dalamnya. Integrasi menguatkan betapa “Serviam” adalah nafas “kita” sebagai bagian dari Pendidikan Ursulin, sebagai manusia-manusia yang hidup, mengakar dan bertumbuh dan menjadi bagian bangsa Indonesia.

Karya Ursulin dalam Pendidikan tidak diragukan lagi telah berkontribusi secara positif dalam membangun Indonesia yang lebih baik. Perjalanan panjang karya melalui sekolah-sekolah yang ada berjalan seiring dinamika yang terjadi di negeri ini. Upaya kecil untuk mengajak kita merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam Serviam sebagai keunikan Ursulin di Indonesia. Continue reading “Pendidikan Indonesia “Galilea” Bagi Serviam”

5 “Jalan Cinta”

misa-st-angelaArchimedes, sekitar tahun 200 SM, dipanggil Raja Hireon II, pemimpin Syracuse, Cicilia, Italia. Raja meminta Archimedes agar memeriksa kemurnian emas mahkotanya. Berhari-hari Archimedes merasa bingung kerena tak kunjung menemukan cara untuk mengukur volume mahkota raja.  Dalam kebingungannya ia berendam dalam  bak mandi yang penuh air. Seketika, ia mendapat pencerahan: “Bukankah volume air yang luber sama dengan volume tubuhku?” Dengan menemukan volume mahkota ia dapat menghitung massa jenis mahkota guna menjawab tantangan Raja. Ia segera meloncat dari bak mandi dan berlari kegirangan sambil berteriak-teriak, ’Eureka, eureka, eureka!’ (=sudah kutemukan!!). Continue reading “5 “Jalan Cinta””

Mengenali Zone Proximal Development untuk melibatkan siswa dalam belajar

ZPDSalah satu tantangan yang dihadapi oleh para guru ketika mengelola pembelajaran adalah meningkatkan keterlibatan siswa di dalam aktivitas belajar. Pada umumnya para guru menginginkan keterlibatan murid bukan hanya sekedar keterlibatan secara fisik tetapi juga keterlibatan secara mental. Tantangan pertama dimana para murid dikuasai oleh berbagai alat komunikasi, teknologi dan hiburan yang menarik indera penglihatan dan pendengaran mereka. Tantangan kedua muncul ketika para murid belum memiliki orientasi masa depan yang jelas sehingga tidak melihat manfaat nyata dari kegiatan belajar dan sekolah. Tantangan ketiga datang dari masyarakat dewasa ini yang lebih menghargai aspek-aspek material dan superfisial yang diperoleh secara cepat daripada suatu proses belajar yang memerlukan ketekunan dan waktu yang lama untuk bisa merasakan hasilnya. Continue reading “Mengenali Zone Proximal Development untuk melibatkan siswa dalam belajar”