Menelusuri Jejak St. Angela Merici

jejak-Le-Grezze-MericciSenja baru saja meninggalkan semburat jingga ketika kami 82 peserta Napak Tilas Santa Angela Merici yang terdiri dari guru, staff yayasan dan tata usaha, sekolah Santa Ursula Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang tiba di bandara udara internasional Leonardo Da Vinci, Roma, Selasa, 16 Juni 2015.

Di samping perlindungan Tuhan, napak tilas ini dapat terlaksana karena kemurahan hati Yayasan Sancta Ursula BSD, khususnya gagasan dan pendampingan Sr. Franscesco Marianti, OSU selaku Koordinator Kampus Santa Ursula BSD. Dalam perjalanan rohani ini, kami juga didampingi oleh Pastor Ignatius Ismartono SJ.
Napak tilas ini bertujuan untuk menemukan kembali tapak-tapak kehidupan dan karya Santa Angela, sekaligus memaknai kembali spiritualitas St. Angela Merici, pendiri Ordo Santa Ursula. Perjalanan ini juga merupakan rangkaian peringatan 25 tahun berdirinya sekolah Santa Ursula BSD.

Berjumpa Paus
Rabu, 17 Juni 2015, destinasi pertama napak tilas hari ini adalah Vatikan, Roma. Santa Angela pernah datang ke Roma untuk merayakan jubileum dengan para sahabatnya dan melakukan penghormatan pada relikwi para kudus.

Pagi itu kami bersama ribuan umat katolik dari berbagai belahan dunia berkumpul di St. Peter’s Square Vatikan untuk mengikuti Papal Audience dengan Paus Fransiskus. Sungguh pengalaman tak terlupakan, kami dapat berjumpa untuk yang pertama kalinya dengan Paus Fransiskus dari jarak dekat. Dia sungguh memiliki kasih yang amat besar. Secara tulus ia menunjukkan kasihnya dengan menyapa para peziarah, ia mencium anak-anak dan orang cacat yang ikut dalam audiensi tersebut.
Di dalam audiensi, Bapa Suci menyampaikan pentingnya kehidupan rohani yang tertanam kuat dalam keluarga. Keluarga menjadi pilar utama tumbuhnya iman katolik yang mengakar dan mentradisi. Perjumpaan dengan Paus semakin menguatkan kami untuk mengasihi keluarga dan komunitas secara lebih mendalam.

Eropa saat itu mulai memasuki musim panas. Italia makin memesona dengan cahaya matahari yang berlimpah. Kami mulai perjalanan hari Kamis, 18 Juni 2015 dari stasiun kereta di kota La Spezia untuk menuju Cinque Terre (‘Lima Pulau’) dengan keindahan desa tua di pinggir pantai Italia. Kami berkesempatan mengunjungi dua dari lima tempat yaitu Manarola dan Monte Rosso. Cinque Terre telah tercatat oleh UNESCO sebagai situs bersejarah warisan dunia. Meski desa-desa tersebut dibangun di atas batu padas yang keras, tetapi kami dapat merasakan keramahan warganya yang hidup sederhana dengan menjauhkan diri dari modernitas Eropa.

Sore harinya kami tiba di Brescia, sebuah kota di Lombardy yang terletak di antara Milan dan Venezia. Kami mendapat kesempatan istimewa untuk singgah dan bermalam di Compagnia di S. Ursula (CSU), biara tempat St. Angela pernah tinggal dan berkarya terutama menolong mereka yang terpinggirkan. Kami disambut oleh para suster dan awam yang berkarya di CSU. Dengan hangat mereka menyambut kami, seolah kami adalah anak-anak mereka sendiri yang baru saja pulang setelah menempuh perjalanan yang amat jauh.

Salo dan Desenzano
Jumat, 19 Juni 2015, perjalanan kami awali dengan mengunjungi Duomo (Katedral) Salo. Santa Angela merupakan figur yang amat dihormati dan dicintai oleh warga Salo. Kami melihat di dalam Katedral Salo terdapat lukisan karya Moretto yang menggambarkan St. Angela sedang berdoa. Di Salo, Angela pernah tinggal di rumah Biancossi, pamannya. Salo memperkaya kehidupan rohani Angela dan di tempat ini juga dia memutuskan untuk menjadi bagian Ordo Ketiga Fransiskan.

Setelah mengunjungi Salo, kami menyeberangi danau terbesar di Italia yaitu Garda selama kurang lebih 1 jam. Dari kejauhan, kami mencecap panorama pegunungan Alpen yang indah. Dan tibalah kami di Le Grezze Merici. Inilah rumah keluarga Merici yang masih dijaga dengan baik. Di tempat ini Angela lahir dan tinggal sampai usia 18 tahun. Orangtuanya memberikan andil yang besar dalam pembentukan hidup rohani Angela. Benih kasih, iman, dan panggilan Angela bersemi di rumah ini.

jejak-Patung-St-angelaUntuk menghormati St. Angela yang merupakan pelindung kota Desenzano, maka didirikanlah patung St. Angela Peziarah yang dirancang oleh Calegari dari Brescia tahun 1782. Patung ini menggambarkan wanita muda dengan wajah menengadah ke langit, memandang ke surga, dengan tangan kiri menggenggam erat tongkat ziarah dan tangan kanan menyentuh hatinya. Dia siap sedia menyerahkan hidupnya untuk Tuhan.
Setelah mengunjungi patung St.Angela Peziarah, kami berdoa di Duomo di Desenzano. Pada tahun 1874, di dalam katedral ini, dibangun kapel untuk memperingati dan menghormati St. Angela. Masih di Desenzano, kami mengikuti perayaan ekaristi yang dipersembahkan oleh Pastor Ign. Ismartono, SJ, di kapel Mericianum Center. Tempat yang hening ini digunakan sebagai Pusat Spiritual Merici. Dalam homilinya, Pastor Ismartono mengajak kami untuk merenungkan kembali keteguhan hati dan ketabahan hidup St. Angela hingga akhirnya Angela mengabdikan dirinya secara total untuk Tuhan dengan mendampingi para gadis penggenggam masa depan.

Keheningan Santurio
Hari berikutnya, Sabtu, 20 Juni 2015, kami mengikuti perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Pastor Ign. Ismartono, SJ di Santurio St. Angela Merici. Tempat bersejarah ini berada tepat di samping Compagnia di S. Ursula (CSU) Brescia. Tempat ini dibangun di atas lokasi pemakaman orang kristen perdana di Brescia. Di dalam homilinya, Pastor Ismartono menyampaikan bahwa justru melalui jalan penderitaan dan kematian orang-orang yang dicintai Angela, Tuhan menempa dan mempersiapkan hidup Angela. Angela berulangkali dibenturkan dengan berbagai kesulitan hidup untuk membentuk pribadinya yang tangguh.

jejak-Relikwi-StSetelah mengikuti ekaristi, kami berdoa di depan relikwi St. Angela tempat jazadnya dibaringkan di dalam peti kristal. St. Angela mengenakan pakaian Ordo Ketiga Fransiskan yang bersahaja, dengan memakai mahkota dan membawa perlengkapan ziarahnya.

Siang harinya kami tiba di Varallo yang juga disebut Jerusalem Baru. Tempat ini dipersembahkan sebagai replika Tanah Suci. Di Varallo inilah terdapat 43 kapel yang menghadirkan peristiwa penting dari Injil. Varallo juga menjadi tempat bersejarah karena sesudah dari Tanah Suci, dua kali St. Angela berziarah ke tempat yang menjulang di atas bukit ini.
Dari Varallo, perjalanan kami lanjutkan ke pusat mode dunia, Milan. Kota ini dipenuhi ribuan pengunjung untuk menikmati gerai-gerai busana bermerek internasional, keindahan gedung-gedung tua, kafe-kafe khas Italia, kehidupan urban yang terus berdenyut, dan tentunya Milan Expo yang mendunia. Kami tidak melewatkan kesempatan berharga untuk sejenak berdoa di Duomo Milano yang begitu besar dan mempesona dengan arsitektur gothic yang indah. Kami merasa amat kecil di bawah pilar-pilar raksasa Katedral Milan.

Minggu, 21 Juni 2015, pagi menjelang siang kami mengikuti perayaan ekaristi dengan bahasa Italia di Basilika St. Antonius Padua. Oleh warga setempat, Basilika ini juga disebut ‘il Santo’. Banyak lukisan tentang Bunda Maria di dalam basilika ini yang menggambarkan devosi St. Antonius Padua yang begitu besar kepada Bunda Maria.
Setelah dari Padua, kami tiba di ‘Kota di Atas Air’ yaitu Venezia. Kota ini juga terkenal sebagai kota pelabuhan terbesar. Venezia penting dalam Napak Tilas St. Angela karena Angela mengawali ziarahnya di tempat ini. Kami mengunjungi Basilika Santo Markus yang oleh warga Venezia didedikasikan bagi Santo Markus Pengarang Injil. Venice Bianalle yang melegenda juga sedang berlangsung, tempat ratusan karya seni kontemporer dunia dipamerkan di kota ini.

Tak lengkap rasanya jika ke Venezia tanpa naik gondola, perahu dayung tradisional Venezia. Dengan gondola, kami menyusuri kanal-kanal kota tua Venezia. Kami merasa dibawa ke masa lalu Venezia yang penuh cerita dan sejarah. Senja menjelang, di bawah monumen Victor Emmanuel II yang menjadi kebanggaan warga Venezia kami berkumpul untuk kembali ke Brescia.

Ciao Italiano
Senin, 22 Juni 2015, setelah sarapan, tiba saatnya bagi kami berpamitan dengan para suster yang berkarya di CSU Brescia. Berat rasanya meninggalkan mereka yang sudah seperti ibu bagi kami. Kami mengucapkan terima kasih untuk segala kebaikan hati mereka selama kami di Brescia.

Di bandara internasional Malpensa, Milan, kami meninggalkan Eropa untuk pulang ke tanah air. Kami membawa pulang kenangan indah akan Italia dan jejak-jejak hidup St. Angela untuk kami lanjutkan dalam peziarahan hidup kami. Setelah mengunjungi, melihat langsung dan menjamah situs-situs bersejarah dalam karya dan pelayanan St. Angela, kami berharap dapat semakin tersemangati oleh spiritualitas St. Angela dalam laku hidup sehari-hari sebagai pendidik dalam mendampingi jiwa-jiwa muda agar menjadi semakin berarti bagi sesama. (MH/TA)

Victor-puguhVictor Puguh Harsanto 
Guru SMA St. Ursula – BSD

Author: buletinserviam

Pada tahun 2004 Komisi Komunikasi Ursulin Indonesia mulai menerbitkan tabloid “SERVIAM”. Penerbitan “SERVIAM”, berawal dari meningkatnya keinginan berkomunikasi di antara anggota Komunitas Pendidikan Ursulin dan kebutuhan untuk berinteraksi dengan masyarakat yang peduli pada pendidikan. Tim Redaksi berharap, terbitnya SERVIAM online dapat melayani lebih banyak pembaca dan dapat memberikan informasi yang lebih up to date. Semoga kelak “SERVIAM” dapat berkembang menjadi sarana komunikasi interaktif di antara para pembaca. Keberlangsungan penerbitan “SERVIAM” akan terwujud bukan hanya karena kerja keras tim redaksi, tetapi membutuhkan dukungan dari seluruh pembaca dalam berbagai bentuk, terutama sumbangan pemikiran dan tulisan yang dikirimkan kepada kami untuk mengisi setiap rubrik yang ada.

Leave a comment