Berani Berubah Menghadapi Tantangan 25 Tahun Santa Ursula BSD

berubah-bsdSelayang Pandang Santa Ursula BSD
Bumi Serpong Damai adalah sebuah kota satelit yang dirancang untuk menjadi sebuah kota mandiri, kota yang mampu menyediakan berbagai kebutuhan dan kelengkapan hidup penghuninya. Di daerah inilah, 25 tahun yang lalu para suster Ursulin dari Biara Santa Ursula Jakarta memutuskan untuk membeli rumah bagi guru-gurunya. Saat itu, para suster Ursulin belum berencana untuk membuka sekolah baru. Namun, tawaran dari General Manager PT BSD akhirnya menarik perhatian para suster. Apalagi kondisi sekolah Santa Ursula Jakarta yang mulai berkurang luas lahannya. Akhirnya para suster Ursulin memutuskan untuk membangun sekolah di BSD. Perjuangan untuk mendirikan sekolah baru tentu bukan sesuatu yang mudah. Luas lahan dan dana yang dibutuhkan tidak tersedia begitu saja. Sr. Francesco Marianti, OSU dan para suster Ursulin Komunitas Santa Ursula Jakarta berjuang keras mewujudkan semua rencana tersebut.

Bulan Juli 1990 menjadi bulan yang sangat bersejarah. Hari itulah pertama kalinya sekolah Santa Ursula BSD mulai berkarya. Jumlah murid pertama adalah 19 siswa TK dan 13 siswa SD. Karena gedung sekolah belum berdiri maka kegiatan pembelajaran masih menggunakan rumah contoh yang dipinjamkan dari PT BSD. Bulan Juli 1991, pembangunan tahap pertama telah selesai berupa separuh gedung SD dan TK. Pembangunan terus berlanjut dengan menambahkan gedung SMP – SMA, gedung TB – TK, dan berakhir pada tahun 2004 – 2005 dengan gedung Auditorium. Penambahan dan pembaruan berbagai fasilitas terus dilakukan hingga saat ini. Semua ini di­lakukan untuk semakin meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan, serta keamanan dan kenyamanan bagi setiap anggota komunitas Santa Ursula BSD.

Sekolah Santa Ursula BSD berada di lingkungan yang sangat teduh dan bersih. Inilah yang menjadi ciri khas sekolah. Lingkungan yang hijau menandakan bahwa keserasian dengan alam, menyatu dengan alam menjadi komitmen utama setiap anggota komunitas. Menjaga lingkungan dari kerusakan dilakukan oleh setiap anggota komunitas dengan membuang sampah sesuai tempatnya (plastik, kertas, sampah organik dibuang di tempat sampah yang berbeda-beda), membangun proyek daur ulang air, membuat kompos dan pilah sampah, membuat biopori, dan green action.

Kebersamaan di Santa Ursula BSD
“Hiduplah dalam keserasian, bersatu, sehati sekehendak, terikat satu sama lain dengan cinta kasih, saling menghargai, saling membantu, saling bersabar dalam Yesus Kristus. Bila Anda benar berusaha menghayati hidup seperti ini, tak ragu lagi Allah Tuhan kita tinggal di tengah-tengah Anda” (Nasihat Terakhir Santa Angela : 1-3).
Nasihat terakhir Santa Angela di atas tidaklah hanya menjadi kata-kata indah saja tetapi berusaha diwujudkan dalam komunitas Santa Ursula BSD. Kebersamaan “insieme” menjadi bagian dari hidup keseharian komunitas ini. Kebersamaan ditumbuhkan, dipupuk, dan dikembangkan melalui setiap kegiatan yang terjadi di komunitas. Tidak ada kegiatan yang berjalan sendiri, semua dilakukan dengan bekerja sama antar setiap unit. Tidak ada unit yang menonjol ataupun unit yang lemah. Setiap unit TB/TK, SD, SMP, SMA maju bersama-sama. Tentu bukan hal yang mudah membangun kebersamaan yang harmonis tetapi Sr. Francesco yang menjadi Koordinator Kampus Santa Ursula BSD selalu menekankan dan membangun kebersamaan ini.

Setiap hari Kamis, semua guru dalam setiap unit mengadakan pertemuan dalam unit masing-masing. Bukan masalah nilai atau prestasi akademis yang dibicarakan tetapi hal-hal lain yang membantu setiap anggotanya bertumbuh dan berkembang. Sharing pengalaman pelatihan, baik dari siswa ataupun dari sesama guru menjadi salah satu cara mengembangkan diri. Setiap hari Rabu, anggota tim guru dari semua unit berkumpul untuk mengadakan rapat bersama Sr. Francesco. Di sinilah terjalin kebersamaan untuk bertumbuh dan berkembang sebagai satu komunitas.
Kegiatan yang diadakan secara khusus dalam setiap unit diketahui dan didukung oleh unit yang lain. “Tribute To A.T. Mahmud” sebuah pementasan gerak dan lagu yang digelar oleh siswa TB/TK didukung oleh para petugas siswa dan guru dari unit lain. Sementara kegiatan-kegiatan bersama selalu melibatkan siswa dan guru dari semua unit, misalnya pagelaran orkestra yang dilakukan setiap akhir tahun, pasar amal, pameran pendidikan, pementasan drama musikal, pementasan paduan suara, gerak jalan, dan bakti sosial.

Kebersamaan juga tumbuh pada siswa. Saling membantu dalam kelompok belajar menjadi salah satu cara membangun kebersamaan siswa. Dalam kelompok belajar dengan tutor teman sebaya, siswa membangun semangat kepedulian, saling menghargai, dan kebersamaan. Mereka bersama-sama mewujudkan cita-cita. Bentuk kegiatan lain untuk menumbuhkan kebersamaan adalah kolekte yang diadakan pada hari – hari keagamaan (Natal, Paskah, Idul Fitri, Idul Adha, Waisak), bila ada anggota komunitas yang mengalami musibah, dan juga secara khusus saat kolekte Beasiswa Ursulin. Kebersamaan selalu menjadi semangat yang ditumbuhkan dalam diri setiap anggota komunitas. Dan melalui kebersamaan inilah, kami yakin Tuhan selalu ada di tengah – tengah kami.

Pendidikan di Santa Ursula BSD
Saat ini tantangan masa depan yang dihadapi siswa semakin kompleks. Potensi akademik yang bagus memang penting tetapi belumlah cukup. Masa depan membutuhkan pribadi yang memiliki integritas dan kerja keras. Sesuai dengan visi sekolah “Manusia utuh, cerdas, dan melayani”, sekolah Santa Ursula BSD tidak hanya mengembangkan potensi akademis siswa tetapi mendampingi siswa untuk mengembangkan karakter baik dalam diri mereka. Kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler dari TB sampai dengan SMA sesuai dengan kurikulum dari Dinas Pendidikan (Kurikulum Nasional) dengan memperhatikan nilai-nilai humaniora dan karakter setiap siswa yang unik.
Proses pendidikan dilakukan secara utuh dengan memperhatikan aspek kognitif, psikomotor, dan afeksi siswa. Pendidikan dilakukan tidak selalu di dalam kelas. Banyak proses pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan di luar kelas.

berubah-bsd-2Bermain dan belajar mengenal alam merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak – anak, terutama di usia pendidikan TB dan TK. Saat TB/TK adalah waktu yang tepat mengajak anak untuk berinteraksi, bersahabat, dan menjaga alam. Melalui kegiatan ini, anak-anak tidak hanya belajar tentang keindahan alam tetapi lebih-lebih belajar untuk mengenal Sang Pencipta. Berkebun adalah salah satu proses pembelajaran yang dipilih untuk mengajak anak mencintai alam melalui menanam bibit, merawatnya setiap hari, memanen, dan bahkan mengolah hasil panen tersebut. Melalui kegiatan ini pula, anak belajar bahwa makanan ada melalui sebuah proses yang panjang, anak juga belajar tekun, disiplin, saling menghargai, dan mensyukuri apa yang mereka nikmati. Kegiatan luar kelas lain yang juga dilakukan adalah berjalan-jalan ke tempat yang belum mereka kenal sehingga pengetahuan mereka juga semakin luas.

Karyawisata adalah kegiatan pembelajaran luar kelas yang dilakukan di SD dan SMP. Saat karyawisata, siswa tidak hanya belajar mengenal secara fisik tempat yang dikunjunginya tetapi juga mengenali budaya masyarakat setempat, kekayaan dan potensi daerah yang dikunjungi. Dalam karyawisata, siswa juga belajar bertanggung jawab, disiplin, serta berelasi dengan alam, teman, guru, dan siapa pun yang mereka jumpai. Bahkan siswa SD kelas III belajar tentang IPS dengan berbelanja di pasar tradisional. Mereka belajar tentang proses jual beli dan menghitung uang dengan berbelanja secara langsung di Pasar Modern BSD. Tentu saja selain belajar IPS, siswa juga belajar bertransaksi secara langsung dan berkomunikasi dengan baik. Kegiatan lain yang dilakukan di SMP adalah eksplorasi. Kegiatan ini dilakukan dengan mengunjungi satu daerah tertentu. Kegiatan dirancang sendiri oleh siswa dengan pendampingan dari wali kelas. Eksplorasi bertujuan untuk mengembangkan kemandirian, tanggung jawab, dan kerja sama dalam diri siswa. Kegiatan yang menarik ini juga dilakukan oleh siswa SMA. Banyak pengalaman diperoleh melalui kegiatan ini. Baik dalam proses persiapan, pelaksanaan, maupun evaluasi dan refleksi.

Di jenjang SMA, siswa juga mengikuti banyak kegiatan pembelajaran di luar kelas, yaitu pengembangan fisik dan mental bekerja sama dengan RINDAM JAYA (Resimen Induk Daerah Militer Jakarta Raya), pengembangan kemampuan team building bekerja sama dengan OBI (Outward Bound Indonesia), dan Live In Santa Ursula BSD. Melalui kegiatan-kegiatan di atas, setiap siswa belajar banyak hal di luar pembelajaran akademis yang dijalani sehari-hari.

Selain siswa, guru adalah bagian penting dalam komunitas Santa Ursula BSD. Setiap guru di Santa Ursula BSD harus mampu menjadi role model (panutan-teladan) tidak hanya dalam proses pembelajaran sesuai dengan bidang studi yang diampunya tetapi juga dalam hidup keseharian. Setiap guru harus mampu memotivasi diri dan memberikan yang terbaik, mampu membangun komunikasi yang baik dengan setiap anggota komunitas. Agar mampu menjadi role model maka setiap guru juga harus mau (bersedia) dan mampu mengembangkan diri. Tidak hanya berhenti pada batas tertentu tetapi selalu berani berubah mewujudkan yang terbaik. Sr. Francesco selalu memberikan kesempatan kepada setiap guru untuk mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan, memberikan banyak pelatihan, mengikuti seminar, dan kesempatan studi lanjut (S1 dan S2). Saat ini sudah ada 30 guru yang telah menyelesaikan studi lanjut S2 dengan berbagai bidang ilmu. Guru-guru yang sudah menyelesaikan studi lanjut S2 tetap harus terus belajar melalui kursus Filsafat yang diadakan setiap hari Sabtu selama 3 jam pertemuan. Kursus diberikan oleh para pengajar yang sangat kompeten dalam bidangnya.

Kesempatan mengembangkan diri juga diberikan melalui ruang evaluasi dan refleksi, baik dalam proses pembelajaran maupun pengembangan kerohanian (retret). Kesempatan selalu memperbarui diri tidak hanya diberikan kepada guru tetapi juga karyawan yang mampu. Bahkan sampai dengan saat ini, setiap guru dan karyawan TU wajib mengikuti kursus bahasa Inggris yang dilakukan satu kali seminggu.
Optimalisasi Pengembangan Proses Pendidikan
“Jika karena perubahan zaman dan keadaan perlu untuk membuat peraturan baru atau untuk merubah sesuatu, lakukan hal itu dengan kebijaksanaan setelah mendengar nasihat yang baik” (Warisan Terakhir Santa Angela : 2)

Sesuai dengan visi dan misi sekolah, Santa Ursula BSD menekankan pentingnya pendidikan karakter bagi siswanya. Pendidikan karakter yang diberikan bukan hanya sekedar teori yang memaparkan pengertian baik dan buruk, jujur dan tidak jujur tetapi yang membiasakan siswa untuk melakukan kebiasaan baik secara terus – menerus. Pada tahun pelajaran 2014-2015 banyak perubahan yang dilakukan oleh Sr. Francesco untuk memberikan kesempatan kepada guru dan siswa mengembangkan karakter dengan lebih maksimal.

“Semangat! … Pagi!, Pemimpin … Saya! Santa Ursula BSD … Great Happens Here!” adalah salam yang selalu terdengar di TB/TK, SD, SMP kelas VII, dan SMA kelas X setiap pagi, pergantian jam pelajaran, dan siang hari. Salam ini diucapkan sebagai bagian dari proses mengembangkan karakter kepemimpinan siswa. Program The Leader In Me di TB/TK dan SD serta Seven Habits di SMP dan SMA mengajak siswa dan guru untuk mengembangkan tujuh kebiasaan baik. Siswa diajak untuk memahami bahwa di dalam dirinya ada jiwa seorang pemimpin. Siswa juga diajak memahami bahwa “Pemimpin bukanlah sebuah kedudukan tetapi sebuah pilihan”. Melalui tujuh kebiasaan yang dilatihkan, mereka diajak untuk menyadari potensi pemimpin yang ada dalam diri mereka dan mengembangkannya. Tiga kebiasaan yang pertama menjadi jalan bagi siswa untuk mewujudkan kemenangan pribadi yaitu menjadi pribadi yang mandiri, berdisiplin tinggi, bertanggung jawab, dan berdaya juang. Tiga kebiasaan yang kedua menjadi sarana kemenangan publik yaitu berelasi dengan orang lain. Ketiga kebiasaan ini melatih mengembangkan kepekaan, penghargaan terhadap orang lain, dan kemampuan bekerja sama. Sedangkan kebiasaan yang terakhir menyeimbangkan kesehatan fisik dan mental yang tercermin dalam cinta lingkungan dan religiositas. Penerapan ketujuh kebiasaan Seven Habits menjadi sarana mempersiapkan diri menjadi seorang leader. Persiapan diri ini juga didukung dengan 10 (sepuluh) nilai yang dikembangkan di Santa Ursula BSD yaitu : kedisiplinan, kerjasama, kemandirian, kejujuran, kepekaan, daya juang, tanggung jawab, penghargaan, cinta lingkungan, dan religiositas. Di jenjang TB/TK dan SD, orangtua siswa diajak untuk terlibat dalam kegiatan Seven Habits melalui Parent Session The Leader In Me.

Dalam Parent Session, siswa melibatkan diri melalui peran yang mereka pilih sendiri yaitu menjadi MC, penerima tamu, penunjuk tempat duduk, dan pembicara. Di jenjang SMP dan SMA, setelah siswa mengikuti pelatihan Seven Habits selama dua hari maka pembahasan dan pembiasaan selanjutnya dilakukan terutama oleh guru wali kelas bersama siswa dalam jam perwalian. Untuk mendukung berlangsungnya tujuh kebiasaan tersebut maka pelatihan Seven Habits juga diberikan kepada seluruh guru dan karyawan TU. Bila sebagian besar anggota komunitas sudah mengikuti pelatihan dan menerapkan isi pelatihan dengan baik tentu diharapkan kebiasaan ini menjadi budaya sekolah.

Di jenjang SMP dan SMA, guru yang menjadi wali kelas hanya mengajar 18 jam pelajaran per minggu. Hal ini untuk memberikan kesempatan bagi wali kelas agar bisa mengenali karakter setiap siswa di kelasnya dan mendampingi mereka mengembangkan karakter yang baik. Wali kelas bertemu dengan siswa yang menjadi tanggung jawabnya tiga kali setiap minggu di jam terakhir pelajaran (Senin, Rabu, Sabtu). Tidak setiap guru dapat menjadi wali kelas karena wali kelas juga harus bisa menjadi role model bagi mereka. Di usia remaja, siswa memerlukan kehadiran orang dewasa yang bisa mendampinginya. Di tangan para wali kelaslah hal ini dipercayakan maka wali kelas tidak mendapatkan banyak jam mengajar.

Pada tahun-tahun sebelumnya siswa SMA mendapatkan banyak pelatihan sesuai dengan jenjangnya tetapi dalam dua tahun terakhir ini Sr. Francesco memandang perlu untuk mengadakan perubahan dengan merancang ulang semua pelatihan yang diberikan. Di tahun ini, siswa kelas XI mengikuti pelatihan Komunikasi Efektif yang dipersiapkan secara khusus oleh tim pelatihan. Pelatihan selama dua hari ini tidak hanya diberikan kepada siswa saja tetapi juga kepada orangtua siswa. Dalam pelatihan tersebut, siswa dan orangtua siswa memperoleh banyak pengetahuan baru tentang keluarga ideal dan cara berkomunikasi yang baik. Bahkan pelatihan ini juga diberikan kepada guru dan karyawan TU. Jika semakin banyak orang tahu cara berkomunikasi efektif pasti komunikasi yang terjalin akan semakin lancar. Dan pasti juga akan melancarkan setiap anggota komunitas dalam menjalankan tugas masing-masing. Sungguh sebuah gagasan yang luar biasa. Terima kasih Sr. Francesco.

Merangkai Kegiatan 25 Tahun Santa Ursula BSD
Tanggal 18 Juli 2015 genap 25 tahun Santa Ursula BSD berkarya. Perayaan ini menjadi saat yang berharga bagi Santa Ursula BSD untuk merayakan tahun yang penuh rahmat ini. Dua puluh lima tahun bukanlah usia muda lagi tetapi usia di mana proses pendewasaan mulai menunjukkan hasilnya. Salah satu bentuk proses pendewasaan ini adalah keberanian untuk berubah, beralih dari situasi nyaman seorang anak kecil ke situasi orang dewasa yang berani menghadapi tantangan, berani mengubah strategi untuk meraih cita-cita dan mewujudkan mimpi. Banyak perubahan telah dilakukan dan pasti akan terus dan selalu dilakukan demi menghadapi masa depan. Dare to Change, tanpa keberanian melakukan perubahan tak akan ada kemajuan berarti yang diraih.

Banyak kegiatan yang dilakukan selama satu tahun, sejak bulan Agustus 2014. Kegiatan 25 tahun Santa Ursula BSD dimulai dengan Pasar Amal pada tanggal 30-31 Agustus 2014 dan akan diakhiri dengan perayaan Ekaristi pada tanggal 8 Agustus 2015. Berbagai kegiatan dilakukan di antara kedua waktu tersebut. Kegiatan seni yang dilakukan adalah pementasan drama musikal “Smash”, pementasan orkestra “Gaia”, pementasan konser paduan suara “Silver Jubilee Joint Concert”, serta pementasan gerak dan lagu TB/TK “Tribute To A.T. Mahmud”. Kegiatan pelayanan kepada peserta didik dilakukan dalam Pameran Pendidikan Santa Ursula dan kepada masyarakat sekitar melalui Bakti Sosial. Santa Ursula BSD juga melibatkan siswa dan keluarga melalui Family Fun Walk yang diadakan dua kali dan Family Cooking. Tak ketinggalan alumni juga akan hadir dalam Reuni Akbar Alumni Santa Ursula BSD yang akan dilakukan bulan Agustus nanti. Semua kegiatan tersebut direncanakan dan dilaksanakan selalu dalam suasana “insieme”

Penutup
Banyak hal sudah dilakukan, banyak prestasi sudah diraih, banyak mimpi telah diwujudkan tetapi bukan berarti saatnya untuk berhenti berpikir, berkreasi, berencana, bermimpi, berubah, dan bertindak. Berhenti pada status quo tidak akan membawa pada kesempatan meraih mimpi yang lebih besar tetapi justru membawa pada kemunduran. Pendidikan tidak akan pernah berhenti selagi masih ada manusia-manusia muda yang membutuhkan orang dewasa untuk mendampinginya menjadi manusia seutuhnya. Santa Ursula BSD adalah bagian dari dunia pendidikan Indonesia yang bertanggung jawab pada kemajuan bangsa. Santa Ursula BSD harus mampu membawa setiap anggota komunitas dan masyarakat sekitar pada kemajuan.

Terima kasih secara khusus kepada Sr. Francesco Marianti, OSU yang tak kenal lelah mendampingi dan mengajak kami maju. Perhatian beliau kepada dunia pendidikan, tenaga-waktu-pikiran-hati yang selalu diberikannya kepada kami, sungguh luar biasa. Totalitasnya kepada dunia pendidikan memberikan kesempatan kepada setiap anggota komunitas Santa Ursula BSD untuk mengembangkan diri dalam aspek intelektual maupun kepribadian. Kami semua sungguh dikembangkan menjadi manusia tangguh, mandiri, berdaya juang tetapi juga memiliki nilai-nilai kemanusiaan. Terima kasih Sr. Francesco. (MH/ES)

L.M. Sri Sudartanti Purworini & Marcellina Elfiana
Guru St. Ursula BSD

Author: buletinserviam

Pada tahun 2004 Komisi Komunikasi Ursulin Indonesia mulai menerbitkan tabloid “SERVIAM”. Penerbitan “SERVIAM”, berawal dari meningkatnya keinginan berkomunikasi di antara anggota Komunitas Pendidikan Ursulin dan kebutuhan untuk berinteraksi dengan masyarakat yang peduli pada pendidikan. Tim Redaksi berharap, terbitnya SERVIAM online dapat melayani lebih banyak pembaca dan dapat memberikan informasi yang lebih up to date. Semoga kelak “SERVIAM” dapat berkembang menjadi sarana komunikasi interaktif di antara para pembaca. Keberlangsungan penerbitan “SERVIAM” akan terwujud bukan hanya karena kerja keras tim redaksi, tetapi membutuhkan dukungan dari seluruh pembaca dalam berbagai bentuk, terutama sumbangan pemikiran dan tulisan yang dikirimkan kepada kami untuk mengisi setiap rubrik yang ada.

Leave a comment