Puncak Acara Hesti Windu, SMA Regina Pacis

hesti-winduTepat 64 tahun yang lalu SMA Regina Pacis didirikan oleh para suster Ursulin dengan tujuan untuk mencerdaskan generasi muda Indonesia, khususnya yang tinggal di kota batik, Solo. Sebagai perwujudan syukur atas berkat Tuhan untuk karya yang telah berlangsung selama 64 tahun (1951-2015), SMA Regina Pacis menyelenggarakan perayaan Hesti Windu dengan tema “Selalu Bersyukur dan Setia Melayani”.

Acara bertempat di lapangan Regina Pacis dan dihadiri sekitar 1800 orang yang terdiri dari siswa SMP dan SMA Regina Pacis, guru dan karyawan SMP-SMA Regina Pacis, pensiunan guru dan karyawan SMA Regina Pacis, alumni, Kepala SMA sekitar, SMP mitra, dan para biarawan-biarawati.

hesti-windu2Pada acara puncak perayaan Hesti Windu SMA Regina Pacis diselenggarakan Misa Akbar. Misa dipersembahkan oleh Romo Vikep Surakarta yaitu Romo A. Budi Wihandono, Pr. bersama dua romo selebran yaitu Romo Yudho Widiarto, Pr dan Romo Jost Kokoh, Pr. Dalam khotbahnya, Rm. Budi menegaskan bahwa keberhasilan suatu institusi pendidikan dinilai dari kemampuannya untuk mendidik para siswa agar mampu menggerakkan fisik, akal/pikiran, perasaan, dan iman untuk melakukan tindakan yang bermanfaat bagi sesama. Beliau menjelaskan bahwa sekolah tidak hanya bertugas menjadikan siswa pandai, tetapi juga menjadikan siswa mau membuka mata dan peduli pada sesama dan lingkungan hidup sekitarnya. Siswa yang memiliki kepedulian akan membantu teman di sekitar saat mereka memerlukan uluran tangan. Misa akbar yang berlangsung meriah disemarakkan oleh paduan suara guru SMA Regina Pacis yang menyanyikan lagu-lagu misa yang bernuansa Jawa.

hesti-windu3Keluarga besar SMA Regina Pacis juga me­nyuguhkan pentas seni untuk melengkapi kemeriahan perayaan Hesti Windu ini. Acara pentas seni menjadi kesempatan untuk menunjukkan talenta yang mereka miliki dalam menari, berteater, bermusik, dan bernyanyi. Suguhan pertama merupakan persembahan para alumni SMA Regina Pacis yang tergabung dalam Paguyuban Sekar Jagad. Mereka menampilkan sajian musik angklung. Sajian berikutnya adalah Tari Gambyong Parianom yang ditarikan 64 siswi SMA Regina Pacis. Tarian ini merupakan tari tradisional yang tujuannya untuk menyambut tamu yang hadir dalam perayaan tersebut. Para penari gambyong dari SMA Regina Pacis mampu menyajikan tarian kolosal ini dengan kompak, luwes, dan anggun. Pentas seni perayaan Hesti Windu ditutup dengan drama musikal yang berjudul Nawang Wulan. Dibawah asuhan guru-guru SMA Regina Pacis sendiri, para siswa berhasil menampilkan drama musikal yang menarik.

hesti-windu4Kolaborasi yang baik antara pemain drama, pemusik, dan penyanyi, membuat penampilan drama musikal ini berjalan dengan lancar. Acara drama musikal yang berhasil memadukan berbagai kekayaan musik tradisional Indonesia seperti kolintang, gamelan, dan angklung, dengan orkhestra dan band sebagai pengiring, mendapat apresiasi yang baik dari para hadirin. Lagu-lagu yang ditampilkan dalam drama tersebut tidak hanya lagu berbahasa Indonesia, tetapi juga ada lagu dolanan Jawa dan lagu populer berbahasa Inggris.

Dengan selalu bersyukur dan setia melayani, SMA Regina Pacis Surakarta berharap dapat terus memainkan perannya sebagai institusi pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan siswa secara akademik, tetapi juga mengolah bakat dan talenta yang mereka miliki serta memupuk kecintaan pada tanah air. Dengan demikian diharapkan para siswa dan lulusan SMA Regina Pacis Surakarta menjadi pribadi yang utuh dan berdaya guna bagi sesama.

Dirgahayu SMA Regina Pacis Surakarta, Jayalah Selalu! (TA/LA)

Wahyu-Ika-(3)M.M. Wahyu Utami
Guru SMA Regina Pacis, 
Surakarta

Author: buletinserviam

Pada tahun 2004 Komisi Komunikasi Ursulin Indonesia mulai menerbitkan tabloid “SERVIAM”. Penerbitan “SERVIAM”, berawal dari meningkatnya keinginan berkomunikasi di antara anggota Komunitas Pendidikan Ursulin dan kebutuhan untuk berinteraksi dengan masyarakat yang peduli pada pendidikan. Tim Redaksi berharap, terbitnya SERVIAM online dapat melayani lebih banyak pembaca dan dapat memberikan informasi yang lebih up to date. Semoga kelak “SERVIAM” dapat berkembang menjadi sarana komunikasi interaktif di antara para pembaca. Keberlangsungan penerbitan “SERVIAM” akan terwujud bukan hanya karena kerja keras tim redaksi, tetapi membutuhkan dukungan dari seluruh pembaca dalam berbagai bentuk, terutama sumbangan pemikiran dan tulisan yang dikirimkan kepada kami untuk mengisi setiap rubrik yang ada.

Leave a comment